Makalah Phaeophyta dan Rhodophyta
PHAEOPHYTA
DAN RHODOPHYTA
Makalah
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah : Protista dan Fungi
Dosen
Pengampu : Dede Cahyati Sahrir, S. Pd. , M. Pd
Disusun
Oleh :
IFAN
MUHAMMAD SULAEMAN
SITI
SRI ASTUTI
TRI
ALYA NAVILA
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
TAHUN
2018
KATA PENGANTAR
بسم الله
الرØمن الرØيم
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan nabi besar Nabi Muhammad SAW yang mana telah
membawa kita dari jaman kebodohan sampai kejaman terang benderang dan penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Makalah
ini kami tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Protista dan Fungi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
tugas ini, masih jauh dari bentuk kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan
bimbingan serta kritik dan saran dari ibu dosen pengampu dan juga para pembaca
sekalian, adapun kritik dan sarannya, semoga menjadi motivasi bagi penulis.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah lagi ilmu bagi
penulis maupun pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3
Tujuan1
BAB II RASMUL
QUR’AN2
2.1 2
2.2 2
2.3 3
2.4 4
2.5 4
BAB III PENUTUP6
3.1
Kesimpulan6
DAFTAR PUSTAKA7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alga adalah protista yang
bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil atau
plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang mudah
ditemukan di lingkungan perairan, baik di air twar maupun di air laut. Ada yang
hidup menempel di suatu tempat atau melayang-layang di dalam air. Ganggang
menyebabkan air danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak berwarna
hijau. Namun, masyarakat sering keliru menyebutnya dengan lumut. Ganggang
berbeda dengan lumut. Lumut tidak
terendam air, sedangkan ganggang hidup di dalam air. Bila dipegang, lumut terasa seperti beludru dan lebih kering,
sedangkan ganggang terasa basah, licin, atau berlendir.
Di laut, ganggang mudah
ditemukan, kadang-kadang terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan
yang berwarna-warni (merah, hijau, coklat, atau kuning). Orang awam menyebutnya
dengan rumput laut.
1. Ciri-ciri umum ganggang
-Bersifat fotoautotrof
(berfotosintesis)
-Memiliki klorofil dan pigmen
fotosintetik lainnya
-Memiliki pirenoid
-Menyimpan cadangan makanan
-Uniseluler/multiseluler
-Bereproduksi secara aseksual dan
seksual
2. Habitat ganggang
Ganggang hidup di habitat yang
lembap, basah, atau perairan, baik air tawar maupun air laut yang masih dapat
di tembus oleh cahaya matahari.Berdasarkan tempat hidupnya di perairan,
ganggang di bedakan ke dalam beberapa kelompok berikut.
1. Ganggang subaerial, hidup di permukaan
air.
2. Ganggang intertidal, secara periodik
muncul ke permukaan air karena terbawa oleh pasang surut air.
3. Ganggang sublitoral, berada di bawah
permukaan air.
4. Ganggang edafik, hidup di lumpur atau
pasir di dasar perairan.
3. Klasifikasi ganggang
Beberapa ahli biologi
mengklasifikasikan ganggang menjadi enam filum, yaitu:
1. Euglenoid
2. Chrysophyta
3. Pyrrophyta
4. Cholorophyta
5. Phaeophyta
6. Rhodophyta
Adapun
yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang Phaeophyta dan Rhodophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Phaeohyta dan Rhodophyta?
2. Dimana habitat Phaeophyta dan
Rhodophyta?
3. Apa karakteristik Phaeophyta dan
Rhodophyta?
4. Apa saja macam-macam Phaeophyta
dan Rhodophyta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang
Phaeophyta dan Rhodophyta
2. Untuk mengetahui dimana habitat
Phaeophyta dan Rhodophyta
3. Untuk mengetahui karakteristik Phaeophyta
dan Rhodophyta
4. Untuk mengetahui apa saja
macam-macam Phaeophyta dan Rhodophyta
BAB II
PHAEOPHYTA DAN RHODOPHYTA
A. PHAEOPHYTA
1.
Pengertian
Phaeophyta (algae coklat)
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna
atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena
mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang
coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar
diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan
yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat
autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,
lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter,
terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif
mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil
serta xantofil. Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat
panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa
santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol.
Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat. Sel-sel ganggang hijau
mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a dan b
serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa
tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang
yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada
tanah yang lembab atau yang basah. Setiap organisme tersusun dari salah satu
diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel
eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel
prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai
sel eukariotik.
a. Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan
sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat
(semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat
mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai
epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit
.
b. Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil
a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari
violaxantin, flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan
warna coklat pada chrysophyta.
Berdasarkan
tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
·
Golongan
Isogeneratae
Golongan
isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf.
Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi
tetapi sitologinya berbeda.
Contoh:
Ectocarpus
·
Golongan
Heterogenerate
Golongan
heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang
heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun
sitologinya.
Contoh:
Laminaria
·
Golongan
Cyelosporae
Golongan
cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh:
Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas
phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak
(multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel
mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena adanya
kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa laminarin yang beta
glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga
macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.
c. Perkembangbiakan
a) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora
yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama
panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang
uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam
sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.
b) Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.
d. Pembuahan pada alga coklat
Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur
pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang
masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya
inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat
pada substrat. Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan
adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi
terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel
telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan
menjadi lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk
bersifat diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi
daur hidupnya bersifat diplontik. Dalam daur hidupnya semua phacophyceae
keculai bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit
dan sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas pergantian
keturunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar dari
phaeophyceae pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik
adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian
basal dari filamea yang terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif
membelah. Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di
daerah yang beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang
dan lainnya dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
e. Pembagian Ordo
1. Ordo Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan
sporofit sama dengan tumbuhan gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang bebas
atau saling berhubungan satu sama lainnya. Hingga membentuk jaringan
pseudoparenkimatik. Alat perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain.
Sporofit menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang gametofit menghasilkan
gamet.
a. Suku Ectocarpaceae
b. Marga Ectocarpus
Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang
banyak. Sel berinti tunggal dan plastida yang membentuk pita atau piring.
Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid yang berflagella 2 buah dan di bentuk di
dalam alat reproduksi yang unilokuler atau plusilokuler. Alat reproduksinya
biasanya terdapat pada ujung-ujung cabang lateral.
Gametofit
bersifat homothallik atau heterothallik. Gambet dibentuk dalam gametangium yang
plulilokuler yang perkembangannya identik dengan perkembangan sporangium yang
prusilokuler. Sel-sel yang terbentuk mengalami metamorfose menjadi gamet yang
berflagella 2 buah. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik.
c. Bangsa Dietyotales
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada
ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan
mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang
berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun
secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan
mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit
bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu. Misal Dictyota dichotoma yang terbesar di lautan Eropa. Skema
pergiliran keturunan Dictyota dichotoma:
a) Marga Dictyota
Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada
suatu substrat dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram.
Thallus terdiri dari 3 lapis. Lapisan tengah tersusun dari sel-sel besar,
terbentuk segi empat dan berdinding tebal tanpa khromatofora. Kedua berdinding
tipis dan mengandung banyak kromotofora. Pada lapisan ini terdapat banyak
rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada
permukaannya.
Perkembangbiakan
dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan
oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium hanya
dibentuk 4 aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami.
Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus.
Terdapat di kedua permukaan talusnya.
b) Bangsa Cutleriales
c) Suku Cutleriaceae
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria,
zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya
identik satu sama lain, sedang gametofit cutleria tidak identik dengan
sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari cutleria bersifat iso morfik.
Tetapi kedua marga tersebut mempunyai kesamaan, yaitu pertumbuhan yang
tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya
tidak sama.
1). Marga Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang,
menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan
terjadi pada tepi talus bagian atas yang mempunyai rambut yang uniseriate.
Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang menghasilkan
gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian leteral.
Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet betina
yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih besar dan
gerakannya lebih lambat.
a) Bangsa Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang
dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran.
Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan
biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia
yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan lembaran.
Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik. Perkembangbiakan
seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang
kesemuanya merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga
gametrofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya
mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:
Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat
mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan
mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai
cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, kadang-kadang sampai
3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat terapung pada permukaan laut.
Lessonia,sp mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma. Laminaria
cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5 m. pangkal talus setebal
lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daun atau mempunyai
lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbaharui. Menjelang berakhirnya
musim dingin terjadi pertumbuhan di bagian tengah dari pangkal
lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah lembaran-lembaran baru.
a) Warga Laminaria
Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom
disebut haptera. Tangkai tidak bercabang silindris atau agak memipih, diujung
tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau terbagi kearah vertikal menjadi
beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medula dan korteks yang dikelilingi oleh
selapis sel yang menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang
unilokuler dan terdapat pada perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda.
Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit terjadi
pada saat pembelahan reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh menjadi
gametofit betina sedang lainnya akan membentuk gametofit jantan. Gametongia
akan dibentuk setelah gametofit mencapai 2-3 sel. Terjadi pembuahan tergantung
langsung pada suhu.
b) Bangsa Fucales
Ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin.
Pembiakan generatif dengan oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari
ganggang ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat
gametogenesis alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya,
ganggang ini tidak menunjukkan adanya pergiliran keturunan.
c) Suku Fucaceae
Ganggang
ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus yang sudah
berumur beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di tengah-tengahnya
diperkuat oleh rusuk tengah. Bentuknya kaku dank eras seperti kulit.
a) Marga Fucus
Fucus
hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat
tua. Berbentuk pita yang bercabangdi khotom dengan suatu rusuk tengah, melekat
pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai
gelembung udara di dalam tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu
keterapungannya letak dari gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri.
Ujung cabang-cabang menggelembung dan mengandungkoseptakel, tempat konseptakel
berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara anatomi, talus tersusun atas
meristaderm, korteks dan medula. Di dalamnya terdapat oogonium, anteredium, dan
benang-benang mandul (parafisis). Anteredium berupa sel-sel berbentuk jorong,
duduk rapat satu sama lain pada benang-benang pendek yang bercabang-cabang.
Tiap anteredium menghasilkan 64 spermatozoid. Suatu spermatozoid terutama
terdiri dari bahan inti, suatu bintik mata dan 2 bulu cambuk pada sisinya. Bulu
cambuk yang pendek menghadap ke muka dan mempunyai rambut-rambut mengkilat.
Oogonium berupa suatu badan yang duduk diatas tangkai, terdiri dari 1 sel saja
dan mengandung 8 sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulose dan pectin,
melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu yang diploid.
b) Familia Sargassaceae
Sargassum
terdapat di laut daerah tropik atau subtropik di belahan bumi bagian selatan.
Akan tetapi fragmen yang terputus terbawa arus melintas laut atlantik ke daerah
yang beriklim dingin di benua Eropa. Jenis-jenis yang banyak sekali tumbuh di
sepanjang pantai Australia, India, Srilangka, Jepang, China dan Indonesia. Di
Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasan dan bahan makanan.
Talus
dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan
seakan-akan tubuhnya mempunyai akar, batang, dan daun pada bagian tangkainya
terdapat banyak cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut
filoid. Di dekat filoid ini terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang
mengandung konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik.
c) Susunan sel
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang
tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan
fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih
kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding
selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu
selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga
mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal
berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring
(filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan
air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu
glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk
dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein,
pektin, dan sakarida sederhana (gula).
d) Cadangan Makanan
Cadangan
makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang
menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat
tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.
e) Alat Gerak
Alat
gerak pada Phacophyta benepa jlagel yang terletak pada sel-sel perkembangbiakan
dan letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan terdapat di bagian
samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang
panjang mempunyai rambut-rambut mengkilat menghadap kemuka dan yang pendek
menghadap ke belakang. Dekat dengan keluarga flogel terhadap bintik mata yang
berwarna kemerah-merahan.
f) Perkembangbiakan
Perkembangbiakan
pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi
b. Perkembangbiakan secara sporik dengan membentuk spora
Dilihat
dari sporangiumnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Pembentukan Unilokuler, dimiliki oleh
anggota Phaeophyta yang uniseluler
Terjadi
dari sel terminal dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda berbentuk
bulat panjang atau bulat telur. Ukurannya lebih kecil dari sel semula. Inti
tunggal mengalami pembelahan meioses kemudian diikuti pembelahan mitosis
sehingga dihasilkan 32-64 inti. Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi
proteplas yang berinti satu. Masing-masing protoplas mengalami metamorfose
membentuk zoospora perflagel dua yang terletak di bagian lateral dengan panjang
flagel yang tidak sama. Flagel yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang
panjang diarahkan kedepan.
b) Pembentukan plurilokuler dimiliki oleh
anggota phaeophyta yang multiseluler
Berasal
dari sel terminal yang pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan
tranversal secara berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12 sel.pembelahan
vertikal dimulai dari deretan sel bagian tengah dan kemudian terbentuklah kubus
yang letaknya teratur sebanyak 20-40 deretan. Protoplas pada masing-masing sel
mengalami sultamorfosa menjadi zoospora yang memiliki 2 stagel. Diikuti dengan
talus yang bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yang bersifat unilokuler
dan atau plorilokuler.
Perkembangbiakan secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium
yang plurilokuler. Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:
Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat
dibedakan mana jantan dan mana betina). Contoh: ulva
Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet betina
memiliki ukuran besar dan gamet jantan memiliki ukuran kecil). Contoh: Codium
Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh: volvox
f.
Peranan Ganggang
Coklat Dalam Kehidupan
Ganggang coklat
dapat dimanfaatkan dalam industri makanan:
Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia
industri tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri,
kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga
banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah
pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan
pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan
mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Macrocytis
Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit gondok).
Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat
biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju,
eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak
karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
B. RHODOPHYTA
1.
Pengertian Rhodophyta
Menurut
beberapa referensi, alga merah ( Rhodophyta ) adalah salah satu filum dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya dan organism yang berkloroplas yang
dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Dunia tumbuhan ganggang
termasuk kedalam dunia thallophyta(tumbuhan talus) karena belum dapat
dibedakann akar, batang dan daun secara jelas.
Menurut Philip Sze (1998), Ganggang bersifat autotrof
(dapat menyusun makananya sendiri) dan hampir semua ganggang bersifat
eukariot.kebanyakan ganggang adalah organisme akuatik yang tumbuh dengan baik
ditempat gelap. Ganggang ini hidup dilaut bentuk tubuh seperti rumput sehingga
di sebut rumput laut. Tubuhnya bersel banyak dan berbentuk lembaran, talusnya
mikroskopik dan multiselular serta berwarna merah karena mengandung
fikoeritrin, tetapi alga merah juga memiliki pigmen lain yaitu fikobiliprotein.
Walaupun sebagian besar ganggang merah hidup di laut namun banyak juga terdapat
dilaut tropika. Ganggang merah yang sering ditemukan di air laut yakni
Eucheuma spinosum dapat ditemukan di
laut dangkal.
Sebagai hasi asimilase terdapat
sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang merupakan hasil
polimerisasi glukosa berbentuk bulat tidak larut dalam air, seringkali
berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerah-merahan. Tepung ini
sifatnya lebih dekat pada glikogen, dan tidak terdapat dalam kromotofora,
melainkan pada permukaannya. Selain terdapat florida terdapat juga floridosida
(senyawa gliserin dan galoktosa) dan tetes minyak.
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum
dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini
disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen
klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya banyak sel
(multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan
berbentuk berkas atau lembaran.
Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai
bahan makanan (sebagai pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku
agar-agar). Alga merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat lunak
yang baik bagi kesehatan usus.
Menurut beberapa refrensi,
rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau
pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi
warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu
fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang
disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa
berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika
dibubuhi yodium berwarna kemerahmerahan. Rhodophyta selalu bersifat
autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat
pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.
Adapun ciri-ciri rhodophyta
secara spesifik dipaparkan sebagai berikut :
a.
Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih
banyak dibandingkan klorofil, ada karotenoid,sedikit fikosianin.
b.
Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang
hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos,
melekat pada substrat dengan benang/cakram pelekat.
c.
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang
heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
d.
Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip
glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak.
Kadang terdapat pirenoid.
e.
Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa
(sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar).
f.
Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh
yang belum bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.
g.
Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual
dengan cara oogami. Spora atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak
aktif.
3.
Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup
di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar
yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang
hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah
Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal (Sulisetijono: 2002).
4.
Reproduksi Rhodophyta
Perkembangbiakan dapat secara
aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami).
a.
Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan
dua anteridium pada ujung-ujung cabangtalus. Anteridium menghasilkan gamet
jantan yang disebut spermatium.Gametangium betina disebut karpogonium yang
terdapat pada ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel panjang.
Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya
membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur
terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai
trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif).Spermatium kemudian
melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma
spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah
sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itumemisahkan karpogonium dan
trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang
sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang
masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebutdinamakan
karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benangsporogen
sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru
lengkap dengan alat-alat generatifnya.
b.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk
tetraspora. Tetrasporaakan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina.
Gametangium jantann dan betina akan bersatu membentuk karposporofit.
Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota
Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme,
Gelidium, Gracilaria, Eucheuma,dan Scicania furcellata. Baik spora maupun
gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Sedangkan menurut Sulisetijono
(2009), reproduksi rhodophyta ada dua, yaitu secara vegetatif dan pembelahan
sel.
5.
Klasifikasi Rhodophyta
Menurut Philip Sze (1998), klasifikasi dari rhodopyta dibagi menjadi
dua kelas, yaitu Bangiophyceae dan Florideophyceae.
1) Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus
berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan.
Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid.
Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium. Dalam
golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang
tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut Bangia
artropurpurea.
2) Anak kelas floridae
Talus ada
yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang dengan
beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran.
percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu
gamet betina yang oleh karena itu tidak dapat bergerak dan tidak dinamakan
spermatozoid, melainkan spermatium. Gametangium betina dinamakan
karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang
mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot
tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu
membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam
sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti
dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula
berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru
dengan alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain
pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya
terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
a.
Gametofit yang haploid, yang mempunyai
anteridium dan karpogonium.
b.
Karposporofit yang diploid, mengeluarkan
karpospora diploid.
c.
Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit
(keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan
mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
6.
Daur hidup Rhodophyta
Florideae dibagi dalam
sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
a.
Bangsa Nemalionales, termasuk
suku Helminthocladiacae yang antara lain
mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.
b.
Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae,
misalnya Gelidium cartilagineumdan Gelidium lichenoides, terkenal
sebagai penghasil agar-agar.
c.
Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas
ganggangang laut. Yang penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua
warganya yang menghasilkan bahan yang berguna,
ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil
karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.
d.
Bangsa Nemastomales, dari bangsa I ni perlu
disebut suku Rhodophyllidaceaeyang salah satu warganya terknal sebagai
penghasil agar-agar, yaitu Euchema
spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang
merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria
lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.
e.
Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk
antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion
corymbosum.
Menurut Sulisetijono (2009), daur
hidup dari Rhodophyta ada dua, yaitu:
1.
Inti zigot langsung menggandakan pembelahan reduksi
hingga terbentuklah karpospora yang haploid kemudian tumbuh menjadi gametofit
dan diploid hanya zigot saja.
2.
Inti zigot tidak mengadakan pembelahan reduksi,
tetapi pembelahannya secara mitosis, maka terbentuklah karposporofit yang
diploid dan menghasilkan karposporangium yang intinya mengadakan pembelahan
reduksi membentuk karpospora yang haploid dan tumbuh menjadi gametofit.
7.
Struktur Tubuh Rhodophyta
Umumnya
tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin,
tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau
karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding
sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan
dan fursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang
kemerah-merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis
dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa
dari mereka bentuknya seperti lumut.
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga
yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk
cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid.
Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi.
8.
Peranan Rhodophyta.
Alga
merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar atau jelli yang dimanfaatkan
antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di
beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan.
Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai
untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah
yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat didinding
selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak.
Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam pembentukan
terumbu karang.
Selain
itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan
hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra.
Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan
untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah
lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella
dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai
agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri
dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan,
perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan
penutup.
9.
Manfaat Rhodophyta
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah
banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi
bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa
genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen
yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin
yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai
medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental
dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau
sebagai makanan penutup.
KESIMPULAN
Alga merah ( Rhodophyta ) adalah
salahsatu filum dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya dan organism
yang berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis.
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia thallophyta(tumbuhan
talus) karena belum dapat dibedakann akar, batang dan daun secara jelas.
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makananya sendiri) dan hampir semua
ganggang bersifat eukariot.kebanyakan ganggang adalah organisme akuatik yang
tumbuh dengan baik ditempat gelap. Dan Bersifat autotrof, tetapi ada yang
heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada
ganggang lain
Alga merah jenis tertentu dapat
menghasilkan agar atau jelli yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan
makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.Di beberapa negara, misalnya
Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Gel ini digunakan oleh para
peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel,
untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
DAFTAR
PUSTAKA
Indah,
Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan
Tingkat Rendah. Jember: FP FMIPA Jurusan Biologi, Institut
Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Jember.
Sulisetijono.
2002. ALGA.
Universitas Islam Negeri Malang.
Sze,
Philip. 1998. A Biolgy of tha
Alga. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan
(Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
"Phaeophyta." The Columbia Encyclopedia, 6th
ed.. . Encyclopedia.com. 26 Oct. 2018 <https://www.encyclopedia.com>.
"Phaeophyta." The Columbia Encyclopedia, 6th
ed.. . Encyclopedia.com. (October 26, 2018). https://www.encyclopedia.com/reference/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/phaeophyta
Guiry, M. D.; Guiry, G. M. (2009). "AlgaeBase".
National University of Ireland. Retrieved 2012-12-31.
www.ifanmuhamadsualeman@gmail.com
Komentar
Posting Komentar