OBSERVASI PERIODE PERKEMBANGAN MASSA ANAK DI RA/TK


OBSERVASI PERIODE PERKEMBANGAN
MASSA ANAK DI RA/TK ISLAM AN-NAWAA 3 DESA KARYA MULYA KECAMATAN KESAMBI
KAB. CIREBON JAWA BARAT
IFAN MUHAMAD SULAEMAN (1708106112)
TADRIS IPA-BIOLOGI C/2

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
kanak-kanak ialah masa pembentukan karakter paling credible, pada tahap ini juga anak mudah sekali diajarkan sesuatu hal yang bahkan sering dianggap sulit. Anakanak senang sekali mencoba sekalipun ia tidak bisa karena pada dasarnya anak-anak merasa tertantang. Dalam bermain pun anak-anak pun dipancing oleh kemampuan motoriknya. Sehingga memunculkan kreativitas luar biasa.
  Anak-anak perlu bimbingan dari orang tua maupun lingkungan dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik mereka. kemampuan yang terdapat pada anak-anak berbeda satu dengan yang lain. sehingga peran keluarga dan lingkungan sangatlah penting untuk mengendalikan dan mengarahkan kemampuan mereka.
  Dalam pemahaman karakter anak-anak pastilah berbeda, dan bukan perkara yang gampang. Ini yang perlu ditekankan bahwa seorang pendidik harus bisa  memahami satu persatu keterampilan, sikap anak-anak didiknya. dengan begitu pendidik akan bisa mengarahkan bakat anak tersebut mau dibawa ke arah mana.
Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosi dan kecerdasan spiritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007:138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kepasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 13 tahun mencapai 92%. Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono, 2009: 6). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia Berk (dalam Sujiono 2009: 6). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan anak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunokasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak (Sujiono,2009: 7).
Berdasarkan tinjauan aspek pedagogis, masa kanak-kanak merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Diyakini oleh sebagian besar pakar, bahwa masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan dimasa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
Seraca teoritis berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan anak akan merasa nyaman dan aman secara psikologis. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri, anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak- anaknya, anak belajar melalui bermain, minat anak dan rasa keingintahunya memotivasi untuk belajar sambil bermain serta terdapat variasi individu dalam perkembangan dan belajar.
Anak-anak sedang mengalami pertumbuhan terutama pertumbuhanjasmani yang sangat pesat. Dalam beberapa bulan saja, tinggi dan berat badannya bertambah dengan cepat. Secara jelas hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan jasmani, menunjukkan kemajuan-kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan ketrampilan motorik pada anak tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan juga ketrampilan itu harus dipelajari.
Perkembangan ketrampilan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan belajar, ketrampilan belajar, kesempatan berpraktis modal yang baik, bimbingan motivasi, setiap ketrampilan harus dipelajari secara individu dan sebaiknya ketrampilan dipelajari satu demi satu. Apabila salah satu faktor tersebut tidak ada, maka perkembangan ketrampilan jasmani anak akan berada di bawah kemampuannya. Oleh karena itu, anak dituntut untuk memiliki ketrampilan tersebut. Karena berkaitan dengan kecerdasan kinestetik yang erat hubungannya dengan motorik kasar pada anak. Untuk dapat menggerakan tubuhnya dengan menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu pengembangan kemampuan dasar. Bahan kegiatan pengembangan fisik motorik mencakup kegiatan yang mengarah pada kegiatan untuk melatih motorik kasar dan halus yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, senam, keterampilan dengan bola, keterampilan menggunakan peralatan, menari, latihan ritmis dan gerakan gabungan.
Kemampuan motorik anak tidak akan berkembang tanpaadanya kematangan kontrol motorik, motorik tersebut tidak akan optimal jika tidak diimbangi dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik. Program pengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering kali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilan motorik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan anak.
 Bertitik tolak dari hal tersebut di atas dirasakan perlu untuk meningkatkan motorik kasar yang berhubungan dengan kecerdasan kinestetik anak agar semua pihak yang berkaitan dengan motorik kasar dapat dipahami oleh pendidik dan dapat diterapkan pada anak didik. Kemampuan anak-anak dalam pengembangan motorik kasar, termasuk para anak-anak di Taman Kanak-Kanak masih kurang terkoordinasi dengan baik sehingga hal tersebut menjadi masalah yang perlu diperhatikan bagi para guru TK. Permasalahan dalam pengembangan motorik kasar juga terjadi pada anak-anak di RA/TK Islam An-Nawaa. Hal ini tampak dari perkembangan motorik kasar anak belum dapat mengontrol gerak tubuh atau mengkoordinasi seluruh anggota tubuhnya secara terampil karena kurangnya latihan fisik dalam berlari, melompat, bejalan pada garis lurus, berjalan mundur dengan tumit, menendang bola dan melakukan permainan dengan ketangkasan dan kelincahan dalam permainan gobak sodor. Data yang ada menunjukkan bahwa 75% anak belum dapat mengkoordinasi gerak tubuhdengan baik namun 25% anak dapat mengkoordinasi gerak tubuh dengan baik.
Selain itu, dari pembelajaran fisik motorik tidak menampakkan adanya peningkatan kecerdasan kinestetik anak. Pembelajaran di RA/TK Islam An-Nawaa Sragen menggunakan menu generik yang meliputi beberapa bidang pengembangan yaitu pengembangan nilai-nilai agama moral,sosial emosional, bahasa, kognitif, seni dan fisik motorik. Adapun bidang pengembangan fisik motoric tersebut didalamnya. Padahal semestinya dengan semakin banyak berlatih fisik motorik kemampuan anak menjadi meningkat sehingga kecerdasan kinestetik yang dihasilkan semakin baik.
Rendahnya kemampuan anak-anak menjadi petunjuk adanya kelemahansekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti adanya kelemahan mengenai masalah ini, guru kelas mengidentifikasi bahwa penyebab anak tidak bisa mengkoordinasi gerak tubuh secara terampil dan lincah berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi anak terhadap kegiatan fisik motoric hal ini berkaitan dengan kecerdasan kinestetik. Oleh karenanya, anak tidak merasa perlu mengasah gerakan-gerakan fisik motorik tersebut. Anak lebih senang melakukan kegiatan membaca dan menulis saja ini menunjukkan pembelajaran tersebut. Anak tidak dilatih untuk melakukan gerakan fisik motorik secara bertahap yang seharusnya dilakukan guru agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran ini belum mengarah pada upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik. Kegiatan gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan terutama dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.
Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan pada anak melalui gerak dan lagu. Ada mereka dengan memamerkan gerak-gerak non keseharian, antara lain, dengan spontanitas lenggak-lenggoknya seiring dengan keteraturan "musik" yang kita lantunkan. Atau bila seorang anak mendapatkan barang yang menjadi idaman dan impiannya sepanjang hari, maka seiring dengan diraihnya impian barang tersebut, si anak pasti akan menari-nari.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motoric terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anakmengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Dengan menggunakan gerak dan lagu dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam 7 permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat menggunakan gerak dan lagu, karena gerak dan lagu sangatlah bermanfaat bagi anak. Oleh karena itu, timbul dorongan peneliti untuk meneliti ”Upaya Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui Gerak dan Lagu di RA/TK Islam An-Nawaa Tahun Ajaran 2018.”
BAB II
PEMBAHASAN SECARA TEORITIS
A.     Pengertian Masa Kanak-kanak
Masa anak anak menurut hurlock masa anak anak awal disebut juga PROBLEM AGE, karena orang tua dihadapkan pada masalah-masalah seperti : Tidak menurut, Keras kepala. 
Para pendidik menyebut  masa anak anak awal dengan sebutan  masa prasekolah, dimana pada masa ini lebih mempersiapkan baik secara fisik maupun mental anak untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.1
Para ahli psikolog menyebut masa anak anak awal sebagai:
1.       Usia kelompok dimana pada masa ini anak anak masih mempelajari dasar-dasar perilaku sosial untuk persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri saat mereka masuk ke kelas 1.
2.       Usia menjelajah untuk explorasi, pada masa ini anak anak cenderung ingin mengetahui keadaan lingkunganya disekitarnya.
3.       Usia bertanya, pada masa ini anak cenderung ingin bertanya apa yang mereka anggap tidak tahu kepada orang dewasa
4.       Usia meniru, dimana pada masa ini anak anak ingin meniru toko yang mereka sukai
5.       Usia kreatif,  dimana pada masa ini anak anak lebih ingin menunjukkan kreatifitasnya dalam bermain.
B.     Rentang Usia Kanak-kanak
Rentang Usia Kanak-kanak Masa kanak-kana dimulai saat anak dapat berdiri sampai dengan mencapai kematangan. Masa ini terbagi menjadi dua fase (Hurlock, 1990)
1.       Masa kanak-kanak awal (Early Childhood: 2-6 tahun)
2.       Masa kanak-kanak akhir (Late Childhood: 6-12 tahun)

C.     Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal Tugas perkembangan kanak-kanak awal menurut Havighurst (Hurlock, 1990), adalah sebagai berikut:
1.         Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar.
Pelajaran seks ialah pelajaran wajib diberikan pada masa usia seperti ini, dari sini peran orang sangat besar untuk mengenalkaan edukasi seks. Pembelajaran seperti ini agaknya masih dianggap tabu bagi sebagian masyarakat orang, padahal banyak kasus yang memakan korban anak-anak karena tidak diajarkan edukasi seks sejak dini. Pada masa ini sangat penting anak untuk mengenal edukasi seks. Dalam psikologi mengenal toilet training. Toilet training adalah semacam edukasi untuk anak-anak supaya belajar menggunakan toilet untuk ganti banju. Selain itu anak-anak juga diajari cara melindungi dirinya dari manusia psikopat anak-anak. 
2.       Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain.
Disini anak mulai belajar mengenal lingkungan mereka baik itu sekolah maupun lingkungan teman sebayanya. Anak-anak mulai menyesuaikan diri untuk berinterkasi dengan teman-temannya. Dan mulai bisa menganalisis kejadian yang dialami dan dilihat sendiri. Pada tahap ini akan terlihat kritis ketika melihat sesuatu atau perlakukan yang tidak biasa ia dapatkan. Maka dari itu peran lingkungan sangan berpengaruh penting dalam pembentukan karakter anak. apa yang anak liat akan ia jadikan contoh. 
3.       Belajar mengembangkan hati nurani
Anak-anak ibarat lembaran kertas yang masih kosong, tergantung siapa yang akan menorehkan pendidikan ke dalamnya. Sejak dini sejatinya anak-anak ditanamkan nilai-nilai kebaikan seperti cinta tanah air, cinta agama, cinta kedua orangtua dan lingkungan. Dengan menanamkan nilai seperti itu anak-anak akan memiliki rasa tanggungan jawab dalam dirinya. Dengan cara memberikan stimulus dari orangtua maupun lingkungan yang nantinya anak akan merespon secara positif. 
4.       Belajar memberi dan menerima kasih sayang
Masa kanak-kanak awal ialah masa pembentukan karakter, dalam psikologi disebut golden age. Sedari dini kanak-kanak harus diberikan pengertian bahwa dalam hidup harus saling mengasihi, terutama untuk anak tunggal yang biasanya sifat indidualistisnya tinggi. Dengan memberikan pembekalan saling memberi dan mengsihi akan memberikan impac yang bagus bagi kanak-kanak. Sehingga mereka akan mudah terpanggil untuk saling membantu dan selalu bersyukur.
D.     Perkembangan Motorik masa kanak kanak awal
Awal masa kanak-kanak ialah masa paling menyenangkan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan tertentu. Guna mengeksplor kemampuan dan minat anak-anak dari sesuatu yang mereka senangi sehingga bisa memunculkan kreativitas  yang bersifat keterampilan. keterampilan pada dasarnya ada pada tangan dan kaki, seperti keterampilan dalam aktivitas makan dan berpakaian sendiri. Kemajuan terbesar keterampilan berpakaian pada kanak-kanak antara usia 1,5 dan 3.5 tahun.
Motorik kasar dan Halus
Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus:
a.       Motorik kasar ialah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher dan duduk. b. Motorik halus ialah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan menulis (Nevy H: 2013)
E.      Perkembangan Kognitif Masa Kanak-kanak
Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif
a.       Perkebangan kognitif menurut Piaget 
Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap pra oprasional (preoprational stage) yang berlangsung dari usia dua sampai tujuh tahun. Pada tahap ini konsep yang stabil dibentuk. Penalaran mental muncul, egosentris mulai kuat dan kemudian mulai melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Dalam istilah pra-oprasional mennjukkan bahwa pada tahap ini teori Piaget difokuskan pada keterbatasan pemikiran anak. Istilah “oprasional” menunjukkan pada aktivitas mental yang memungkinkan anak untuk memikirkan peristiwa pengalaman yang dialaminya.
b.       Perkembangan persepsi
Pada masa perkembangan persepsi, seorang anak dapat melihat objek-objek yang jauh dan hampir sempurna tetapi disini mengalami kesukaran dalam memfokuskan penglihatan pada objek-objek yang dekat. (Cratti. 1986) dalam Desmita (2005: 133).
c.       Perkembangan memori (daya ingat)
Mengukur memori anak-anak jauh lebih muda, karena anak-anak telah memberikan reaksi secara verbal. Komponen penting yaitu:
1.       Memori jangka pendek
Individu dapat menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek (short-term memory) ini sering diukur dalam rentang memori  (memory span) yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal . materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain, berupa angka, huruf, atau simbol. Menurut Matlin (1994) (dalam Desmita 2005:135), dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa, anak yang lebih kecil mungkin untuk menyimpan materi berupa visual dalam jangka pendeknya.
2.       Memori jangka panjang
Menurut studi yang dilakukan oleh Brown dan Scot (dalam Desmita 2005:136) ,terlihat bahwa anak usia empat tahun mencapai ketepatan 75% dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu sebelumnya, dan anak-anak juga memiliki memori rekognisi yang baik sekalipun telah mengalami penundaan untuk jangka waktu yang lama
d.       Perkembangan Atensi
Menurut Parkin, 2000 (dalam Desmita, 2005: 136), atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-caramerespons dalam sistem kognitif
Menurut Chapkin, 2002 (dalam Desmita. 2005: 136) atensi adalah konsentrasi terhadap aktifitas mental. Menurut W. Matlin, 1994 (dalam Desmita, 2005: 136) menggunakan istilah atensi untuk merujuk pada konsentrasi terhadap suatu tugas mental, dimana individu mencoba untuk meniadakan stimulus lain yang mengganggu. Pada masa ini kemampuan anak untuk memusatkan perhatian berubah secara signifikan.
e.       Perkembangan metakognitif
Menurut Margaret W. Matlin, 1994 (dalam Desmita, 2005: 137), metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau kesadaran kita tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri. Metakognitif ini memiliki arti yang sangat penting, karena pengetahuan kita tentang proses kognitif kita sendiri dapat memacu kita dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita di masa mendatang.





III
TEMUAN TEMUAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Obsevasi pada hari selasa tanggal 05 juni 2018 di TK.Islam An-Nawaa (Jl.Karya Mulya Gg kandang Perahu 2 Tlp.0231-480990) detail bahwasannya. Anak-anak berangkat dari rumah ke TK pada kisaran 08.00, ada yang di antar orang tua nya dan ada juga yang sendiri.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan wawancara pada anak-anak dengan sapaan terlebih dahulu.
Saya : de namanya siapa?
Ani : sambil senyum, ani
Saya : rumah ade di mana?
Ani : rumah ani di sana
Saya : ani puasa (smbil senyum)
Ani : puasa
(dilanjut wawancara pada anak yang bernama oji )
Saya : nama kamu siapa?
Oji : ojiii
Saya ; oji lagi apa?
Oji : maen ayunan pa
Saya : saja ajak aji buat bermain lagu, oji main yuu kita nyani
Oji : (oji senyum malu)
Saya : oji pun ikut bernyanyi
                Perbedaan antara ani sama oji yani ani cenderung malu malu dan agak rewal ketika bertemu dengan orang yang baru diliatnya adapun oji, oji cenderung ingin bermain terus dan tangannya tak mau berhenti bermain dia sangat semangat ketika di ajak senym walaupun dia agak malu ketika di ajak.


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.       Ciri-Ciri Perkembangan Masa Anak-Anak Awal
Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap, sebab semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rohaniahnya belum berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk bebas berkembang.1 Yang dimaksud dengan kebebasan berkembang di sini yaitu untuk bisa mempertahankan hidupnya dan untuk bisa menyesuaikan diri dalam lingkungannnya. Bahkan seorang anak bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya. Hingga di kemudian hari ia mampu mengendalikan alam sekitar dan juga bumi.
  Menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting untuk mempersiapkan anak untuk bisa beradaptasi ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut juga masa indera, karena pada masa ini indera anak-anak berkembang pesat. karena pesatnya perkembangan tersebut, anak-anak senang mengadakan eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa menentang. 
Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang disekitarnya. Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang mana kehendak tersebut berbeda dengan kehendak orang lain.
Pada masa anak-anak awal, anak-anak banyak meniru, banyak bermain sandiwara ataupun khayalan, dari kebiasaannya itu akan memberikan keterampilan dan pengalaman-pengalaman terhadap si anak. Ada yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa penutup bayi. Masa anak-anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah dasar.
Adapun ciri-ciri pada masa anak-anak awal ialah :
a.       Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
b.       Usia mainan
c.       Usia prasekolah
d.       Usia belajar kelompok
e.       Usia menjelajah dan banyak bertanya
f.        Usia meniru dan kreatif

Sedangkan tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi :
a.       Belajar berbicara, misalnya dengan belajar menyebut kata ayah, ibu atau bendabenda sederhana disekitarnya
b.       Belajar membedakan jenis kelamin
c.       Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan orang-orang terdekatnya
d.       Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dan yang buruk dan mengembangkan kata hati.
e.       Membentuk konsep-konsep pengertian sederhana tentang kenyataan sosial dan alam.
Namun antara anak yang satu dengan anak yang lainnya memiliki masa anak-anak awal yang berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan tiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, yang mana perkembangan-perkembangan pada masa ini dipengaruh oleh beberapa faktor diantaranya perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial.


2.       Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
a.       Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
b.       Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik
c.       Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis
d.       Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi.
Masa kanak-kanak awal (early childhood) merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun, kadang periode ini disebut tahun pra sekolah. Kelas satu sekolah dasar biasanya menandai akhirnya periode ini.2 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, masa kanak-kanak awal masa perkembangan anak dari usia  2 tahun sampai usia 6 tahun, yang mana bisa disebut juga dengan periode prasekolah.
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.
a.       Tinggi: Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inchi
b.       Berat: Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata 48,5 pon dan laki-laki 49 pon
c.       Perbandingan tubuh: Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan tubuh berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dan dada yang lebih bidang, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki lebih besar
d.       Postur tubuh: Perbedaan dalam tubuh pertama kali tampak jelas pada awal masa kanak-kanak, ada yang postur tubuhnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik), ada yang relatif kurus (ektomorfik)
e.       Tulang dan otot: Tingkat pergeseran otot bervariasi pada bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, berat dan kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah
f.        Lemak: Anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan ototnya sedangkan mesomorfik sebaliknya dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot yang kecil dan sedikit jaringan lemak
g.       Gigi:  Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, empat gigi bayi terakhir geraham belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap. Yang pertama lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul.
Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun, tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Tulang dan gigi anak semakin besar serta lengkapnya gigi anak, sehingga si anak sudah mulai menyukai makanan padat, seperti: daging, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Anggota badan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda dan tiap anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri. Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun kelima. Setelah itu mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama. Hal ini berarti bahwa anak yang dulunya mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang pendek, mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota badan yang lainnya menjadi lebih panjang. Perut mengecil dan anggota badan lainnya mendapatkan proporsi yang normal. Jaringan tulang dan urat lebih berkembang menjadi lebih berat dan jaringan lemak lebih melambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan jaringan urat daging yang secara cepat.
Pertumbuhan otak anak pada usia lima tahun mencapai 75% dari ukuran orang dewasa dan 90% pada usia 6 tahun. Pada usia ini juga tumbuh “myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih, yaitu myelin) secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Di samping itu, pada usia ini terjadi banyak perubahan fisiologis lainnya seperti: pernapasan menjadi lebih lambat dan mendalam dan denyut jantung lebih lambat dan menetap.
Aspek lain yang sangat penting bagi perkembangan manusia adalah otak (brain). Otak merupakan sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak terdiri dari 100 miliar sel syaraf (neuron), dan setiap sel syaraf tersebut, rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) denga sel-sel syaraf yang lainnya. Sel ini terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel yang lain.
Secara struktur otak terdiri dari atas tiga bagian, yaitu:
a.       Brainstem (termasuk didalamnya celebellum) yang berfungsi sebagai pengontrol  keseimbangan dan koordinasi
b.       Midbrain yang berfungsi sebagai stasiun pengulang atau penyumbang dan pengotrol pernafasan dan fungsi menelan
c.       Cerebrum yang berfungsi sebagai pusat otak yang paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Proses pertumbuhan otak menurut para ahli melalui tiga tahap, yaitu:
a.       Produksi sel (cell production), yaitu bahwa sel-sel itu telah diproduksi di antara masa 8 sampai 16 minggu setelah masa konsepsi
b.       Perpindahan sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu berimigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang semestinya
c.       Elaborasi sel (cell elaburation) yaitu terjadinya proses di mana Axon (jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron) dan dendrite (jaringan syaraf pendek bodi sel dalam neuron) membentuk syaraf synepses (ruang kecil diantara neuron-neuron di mana kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang satu dengan yang lain).
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi aspek- aspek perkembangan individu lainnya, baik berupa keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral maupun kepribadian. Begitu pun sebaliknya, pentingnya gizi bagi pertumbuhan otak, dari beberapa hasil penelitian pada hewan membuktikan bahwa gizi yang buruk (malnutrisi) yang diderita induk hewan mengakibatkan sel otak janin lebih sedikit dari pada janin yang induknya normal. Pada manusia, kekurangan gizi pada ibu hamil mengakibatkan berat badan bayi sangat rendah juga berkaitan erat dengan angka kematian yang tinggi serta penyebab yang sering terjadi yaitu perkembangan yang buruk.
3.       Perkembangan Kognitif
Kognisi artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan otak. Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam menggunakan kekuatan berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Dunia kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan fantastis. Imajinasi anak berkembang sepanjang waktu, dan pemahaman mental mereka mengenai dunia menjadi lebih baik.7 Pada tingkat ini anak sudah dapat meningkatkan penggunaan bahasa dengan menirukan prilaku orang dewasa.
a.       Tahap Pra-Operasional Piag
Imajinasi anak prasekolah bekerja sepanjang waktu dan jangkauan mental mereka tentang dunia mereka terus berkembang sepanjang waktu. Piaget menggambarkan kognitif anak prasekolah sebagai pra-operasional. Pemikiran pra-operasional adalah periode penantian yang nyaman untuk menuju tahapan berikutnya, yakni pemikiran operasional konkret. Akan tetapi label praoperasional menekankan bahwa anak tersebut belum menunjukkan suatu operasi, yaitu tindakan-tindakan internalisasi yang memampukan anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya dapat mereka lakukan secara fisik. Operasi adalah tindakan mental dua-arah (reversibel). Penambahan dan pengurangan jumlah secara mental adalah contoh operasi.
Tahapan pra-operasional, yang berlangsung kira-kira usia 2 hingga 7 tahun, adalah tahapan kedua dari teori piaget. Dalam tahapan ini, anak mulai mempresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan, dan gambargambar. Pemikiran-pemikiran simbolik berjalan melampaui koneksi-koneksi sederhana dari informasi sensorik dan tindakan fisik. Konsep stabil mulai terbentuk, pemikiran-pemikiran mental muncul, egosentrisme tumbuh, dan keyakinan-keyakinan magis mulai terkonstruksi.8 Anak mulai bisa menulis dan menggambar dengan imajinasi mereka. Masa ini disebut masa prasekolah dan masa sekolah. Anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya dan bekerjasama, dan juga anak berlompat, berlari, dan bermain bersama. Pemikiran pra-operasional dapat dibagi menjadi sub-sub tahapan, yaitu sub tahapan fungsi sim simbolik dan sub tahapan pemikiran intuitif.
b.      Teori Vigotsky
Vigotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka. Dalam teori Vigotsky, anak-anak lebih sering digambarkan sebagai makhluk sosial daripada dalam teori Piaget. Mereka mengembangkan cara-cara mereka dalam berpikir dan pemahaman, terutama melalui interaksi sosial. Perkembangan kognitif mereka bergantung pada alat yang disediakan oleh masyarakat, dan pikiran mereka dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka tinggal.9 Jika dibandingkan, menurut teori Piaget anak berkembang dari kemampuannya sendiri sedangkan menurut Vigotsky anak berkembang karena dibantu oleh lingkungan sekitar mereka.
4.       Perkembangan Psikososial
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anakanak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga. Oleh karena itu, pada masa anak-anak awal ini keluarga sangat berperan penting dalam mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah. 
Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi beberapa hal yaitu :
a.       Perkembangan Emosi
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak seimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan, emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun dan 5,5 sampai 6,5 tahun, meskipun pada umumnya hal ini berlaku pada hampir seluruh periode masa anak-anak awal.
Jadi emosi yang meninggi pada masa kanak-kanak awal itu ditandai dengan meledaknya amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan rasa iri hati yang tinggi. Pada masa-masa ini anak-anak sulit untuk dibimbing dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak dan tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-anak keluar dari fokus mereka.
Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis. Biasanya para orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal saja, padahal sang anak merasa ia mampu melakukan lebih banyak lagi, sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak larangan orang tua dan anak cenderung akan memberontak. Anak pun akan meledak amarahnya jika ia tidak bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan mudah.

b.       Perkembangan Sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak menyenangi  hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadangkadang  saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik.
Pada pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak berbicara.  Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada hubungan sosial yang kurang baik.
Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya juga berperan penting terhadap perkembangan sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak mulai mengeal dunia di luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman sebaya. Anak-anak juga akan mulai membandingkan antara dirinya dengan teman-teman sebayanya.
c.       Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa anak-anak. Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini adalah karena bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil yang akan didapatkannya.
Jadi, permainan lebih mendominasi kehidupan anak-anak di masa ini, karena anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain yang mana bermain adalah hal yang sangat menyenangkan dan menarik bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan di awal masa anak-anak.
Jika ditarik garis besarnya, maka permainan memiliki peran yang tidak kalah penting dalam perkembangan pada awal masa anak-anak, permainan dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan juga perkembangan emosional pada anak-anak. Berbagai macam permainan akan melatih anak-anak dalam segala hal, termasuk dalam memecahkan masalah yang dihadapi anak-anak.
Dalam hal minat bermain anak-anak mengikuti suatu pola yang dipengaruhi oleh kematangan dalam bentuk permainan tertentu dan oleh lingkungan dimana ia dibesarkan. Ada bermacam-macam variasi dalam pola ini. Misalnya anak yang sangat cerdas lebih menyukai permainan sandiwara, kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku yang dapat memberikan informasi dari pada yang bersifat hiburan.
d.       Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan.
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsipprinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal masa anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan” Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturanperaturan tanpa berpikir atau menilai.
Pada awal masa anak-anak perkembangan moral tidak begitu pesat berkembang, hal ini disebabkan oleh pemikiran intelektual anak-anak belum bisa mencapai pemahaman menganai prinsip-prinsip benar dan salah, pada masa ini anak-anak belum bisa membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan halhal yang tidak boleh dilakukan. Pada masa ini anak-anak hanya mengikuti peraturan yang telah ada, tanpa ia mengetahui guna ataupun fungsi dan juga tanpa menilai apakah peraturan tersebut benar atau salah.
Di bawah ini ada beberapa teori mengenai perkembangan moral pada masa awal anak-anak:
1)       Teori psikonalisa tentang perkembangan moral Pada teori psikoanalisa kepribadian manusia di bagi menjadi tiga yaitu :
a)       Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari.
b)       Ego merupakan struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis yaitu, sub sistem ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
c)       Super ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikansistem nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu.
Menurut teori ini manusia memiliki tiga struktur kepribadian yang berbeda-beda, yaitu ada id yang merupakan kepribadian yang irasional dan tidak disadari, lalu ada kepribadian ego yaitu kebalikan dari id, ego merupakan kepribadian rasional dan disadari tetapi tidak memiliki moralitas, dan yang terakhir adalah super ego yang memiliki sistem nilai dan juga moral.
Anak akan mulai mengalami perkembangan kepribadian super ego pada usia 5 tahun, dan perkembangan ini secara khas akan menjadi sempurna. Dan ketika super ego berkembang maka suara hati telah terbentuk. Yang mana hal ini menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun seorang manusia telah menyelesaikan perkembangan moralnya.
2)       Teori belajar-sosial tentang perkembangan moral
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku moral merupakan respon atas stimulus, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak-anak.16   Pada intinya seorang anak akan melakukan perbuatan baik jika ia diberikan stimulus yang baik seperti hadiah, dan sebaliknya seorang anak akan berperilaku yang tidak bermoral jika ia diberi hukuman.
3)       Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral
Menurut piaget, perkembangan moral digambarkan melalui aturan permainan. Karena itu, hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk menerima dan menaati sistem peraturan. Jadi, seorang anak akan berkembang moralnya melalui aturan-aturan permainan, karena pada hakikatnya seorang anak sangat gemar bermain maka, ia secara otomatis akan lebih menghormati ketentuanketentuan dalam suatu permainan.
4)       Teori kohelberg tentang perkembangan moral
Menurut Kohlberg anak-anak memang berkembang melalui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, dimana faktor pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan. Hal penting lain dari toeri kohlberg adalah orientasinya yang mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, maka akan semakin terlibat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatanperbuatannya.










BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada masa kanak-kanak dapat disimpulkan bahwa Masa kanak-kanak adalah masa paling vital yang terjadi dalam pertumbuhan dan perkembangannya terutama dalam perkembangan motorik dan koginif. Pada masa ini anak-anak mulai dibina untuk mencipt.akan karakter mereka sendiri melalui kontak langsung dengan lingkungan setelah lepas dari keluarganya. Anak-anak dituntut untuk mandiri, bisa bergabung dalam kelompok sosial agar anak-anak tidak menjadi kuper (kurang pergaulan).   Selain itu juga pembinaan akhlak yang paling penting didalam keluarga. Orang tua berperan penting mengarahkan anak-anaknya untuk berbudi pekerti yang elok. Pembiasaan adab sejak dini membuat anak akan selalu menerapkan dalam segala ruang. Walaupun tanpa orang tua mengawasi jika sudah diajarkan sejak kecil , anak akan mengingat pelajaran hingga dewasa kelak.


Daftar Pustaka
Fahyuni, Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sidoarjo:Nizamian Learning Center
Herlina, Biblioteraphy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2013),
Perkembangan Masa Kanak-Kanak (Usia 2-12 tahun), diakses dari Direktori File UPI Jurnal Psikologi pada tangal 13 Desember
Perkembangan Anak-anak Awal diakses darri staffnew.uny.ac.id pada 3 juni 2018
Juntika Nurikhsan, 2007. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Universitas Pendidikan Indonesia
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Sujarwo & Cukup Pahala Widi, Kemampuan Motorik  Kasar dan Halus Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal pendidikan,  Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 2 November 2015, diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Univertsitas Negeri Yogyakarta, 97.
Yudrik Jahya, psikologi perkembangan edisi pertama, (Kencana, Jakarta), hlm. 185-186





LAMPIRAN

        
LOKASI OBSERVASI RA/TK ISLAM                                                      LOKASI
AN-NAWAA 3                                                                          
  
ANAK-ANAK KETIKA MAU ISTIRAHAT                        ISTIRAHAT DENGAN BERMAIA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVOLUSI PADA TUMBUHAN

GURU SEBAGAI PENDIDIK PROFESIONAL